HEALTH: "Buat Kesehatan sa... Pamalas Mandi na jang Maen Minya Wangi Oo..."
- Dari berbagai sumber. Foto oleh model.
- Mar 2, 2015
- 2 min read
Kalau pamalas mandi... Jang mandi parfum sa...
Menyemprotkan parfum memang bisa membuat tubuh seseorang menjadi wangi, bahkan terkesan seksi. Paling tidak, bagi orang yang memiliki bau badan menyengat yang membuat orang lain risih, semprot-semprot parfum seringkali jadi solusi praktis. Apalagi bagi mereka yang berduit cukup, parfum yang dipilihnya bukan sembarangan.
Banyak dari kita yang punya aktivitas tinggi, yang artinya akan menghasilkan banyak keringat. Karena faktor kebiasaan, banyak yang hanya menggunakan parfum untuk menutupi bau badan. Padahal sumber atau biangnya bau badan justru berasal dari makanan yang dikonsumsi (misal bawang putih dan kari) dan cara atau kualitas orang mempertahankan kebersihan dirinya.
Menurut Vivi Tri Andari, Home Personal Care Research & Development Techninal Management PT Unilever Indonesia, di dalam kulit tubuh manusia memiliki kelenjar-kelenjar yang memproduksi keringat, yakni kelenjar eccrine dan apoccrine. Kelenjar eccrine ada di seluruh tubuh, sementara apoccrine ada di lipatan paha, ketiak, dan puting.
Cairan yang keluar dari kelenjar ini sebenarnya tidak berbau. Tetapi, apoccrine memiliki zat yang disukai oleh bakteri dan menjadi makanan bakteri. Di daerah tersebutlah si bakteri akan mencari makanan kemudian ia akan berkembang biak dan menimbulkan bau badan tidak sedap.
Karena itu, jika kebersihan tubuh kita kurang terawat, daerah yang memiliki kelenjar apoccrine tadi akan terus memproduksi zat makanan bakteri, sementara bakteri tidak dihilangkan, ia akan terus berkembang dan menimbulkan bau badan yang lebih parah. Akan tetapi, sebagian dari kita tidak terlalu memperhatikan hal-hal tersebut dan langsung menghilangkan bau badannya dengan penggunaan parfum.
Padahal pada kenyataannya, beberapa parfum ternyata juga bisa membahayakan kesehatan jika digunakan secara berlebihan dan dalam waktu yang lama. Menurut Dokter Heather Patisaul, seorang ahli biologi di North Carolina State University, mengungkapkan, parfum tak hanya bisa membuat seseorang alergi, seperti bersin, sakit kepala, hingga pilek. Parfum yang mengandung phthalates atau disebut dietil ftalat (DEP) dapat mengganggu hormon testosteron anak laki-laki.
“Ada bukti yang menghubungkan phthalates dengan gangguan perkembangan, terutama bagi anak laki-laki yang baru lahir,” ujar Patisaul seperti dikutip dari Time.com.
Tidak hanya itu, penelitian tersebut juga mengungkap temuan lain terkait dampak penggunaan parfum, bahwa bahan kimia DEP dapat memengaruhi fungsi paru-paru dan mengurangi jumlah sperma motil (sperma bergerak). Direktur riset Center for Environmental Health, Caroline Cox, mengatakan, para pria remaja yang menyemprotkan banyak parfum di tubuhnya memiliki risiko lebih besar mengalami sterilitaas reproduksi.
Pada wanita, paparan phthalate dapat menimbulkan masalah sindrom ovarium polikistik. Sindrom gangguan hormonal tersebut dapat menyebabkan menstruasi yang tidak teratur, muncul jerawat, pertumbuhan rambut yang tidak teratur, hingga sulit untuk hamil. Paparan DEP ini pun sebaiknya dihindari oleh ibu hamil.
Namun sayangnya, tak ada perusahaan produsen parfum yang merinci semua bahan yang digunakan. Sebab, hal itu dapat membocorkan resep aroma wangi tiap-tiap parfum andalan mereka.
Jadi kesimpulannya, kualitas hidup dan pola makan seseorang akan mempengaruhi bau badannya. Kalau berhati-hati dalam mengkonsumsi makanan dan mempertahankan kebersihan dirinya dengan baik, maka tidak diperlukan lagi parfum dengan kadar semprotan tinggi.

Comments